Postingan

Hari Minggu di Taman - Bel Kaufman

Hari Minggu di Taman Bel Kaufman  Penerjemah: Dinten - Ngulikata Matahari masih hangat pada penghujung petang. Hiruk pikuk kota teredam pepohonan di taman. Perempuan itu meletakkan bukunya di bangku, melepaskan kacamata hitamnya, dan mendesah dengan puas. Morton sedang membaca segmen dalam Times Magazine. Sebelah tangannya melingkari pundak istrinya. Anak lelaki mereka yang berusia tiga tahun, Larry, sedang bermain di kotak pasir. Angin sepoi-sepoi meniup rambut perempuan itu dengan lembut menjauhi pipinya. Saat itu pukul setengah enam pada Minggu petang. Area bermain tersebut, tersembunyi di pojokan taman, lengang. Ayunan dan jungkitan tak bergerak dan terabaikan. Seluncuran kosong. hanya di kotak pasir dua bocah berjongkok bersisian dengan antengnya. Betapa menyenangkannya ini, pikir perempuan itu, tersenyum tipis karena perasaan nyamannya. Mereka harus lebih sering berjemur. Morton sangat pucat, terkurung sepanjang minggu dalam bangunan kampusnya yang kelabu seperti pabr

Mr. Brother - Michael Cunningham

Mr. Brother Michael Cunningham  Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus Mister Brother bercukur sebelum pergi kencan. Mister Brother paling semangat kalau sedang bersiap untuk pergi kencan, dan dia juga bangga karena sudah pernah berhubungan intim dengan seorang gadis. Ia tak perduli terhadap hal-hal lain. “Hey, Twohey,” panggil Mister Brother. “Jangan macam-macam di ranjangmu nanti malam, Ibu tidak punya sisa pemutih di tempat cuci seprai.” Twohey—ini adalah nama panggilanmu, kalau kau rela dipanggil begitu untuk sementara—berkata, “Diam, bodoh.” “Ow,” kata Mister Brother, meraba rahangnya dengan mata silet baja yang tajam. “Jangan panggil aku bodoh, kau tahu aku tidak suka dipanggil begitu.” Mister Brother berusia 17 tahun dan ia tampak menawan meski dalam keadaan telanjang bulat sekalipun. Kulitnya mulus dan kencang, sesuatu yang jarang ditemui pada pemuda-pemuda jaman sekarang. Ayah dan Ibu, orang-orang rendah hati, yang kerap merasa diteror oleh generasi ba

Seorang Lelaki Menceritakan Kisah Hidupnya Kepadaku - Grace Paley

Seorang Lelaki Menceritakan Kisah Hidupnya Kepadaku Grace Paley Penerjemah: Dinten - Ngulikata Vicente berkata: Aku ingin menjadi dokter. Aku ingin menjadi dokter dengan sepenuh hatiku. Aku mempelajari setiap tulang, setiap organ di dalam tubuh. Untuk apa ini? Bagaimana kerjanya? Pihak sekolah mengatakan padaku: Vicente, jadilah insinyur. Itu akan baik bagimu. Kau paham matematika. Aku berkata kepada pihak sekolah: Aku ingin menjadi dokter. Aku sudah memahami bagaimana organ-organ berhubungan. Ketika ada yang rusak, aku akan tahu bagaimana cara memperbaikinya. Pihak sekolah berkata: Vicente, kau benar-benar akan menjadi insinyur yang cemerlang. Seluruh hasil tesmu menunjukkan bahwa kau akan menjadi insinyur yang baik. Hasil tesmu tidak menunjukkan bahwa kau akan menjadi dokter yang baik. Aku berkata: Oh, aku berharap menjadi dokter. Aku hampir menangis. Saat itu aku tujuh belas. Aku berkata: Tapi mungkin kau benar. Sebab kau guru. Kau kepala sekolah. Aku tahu

Harrison Bergeron - Kurt Vonnegut, Jr.

Harrison Bergeron Kurt Vonnegut, Jr.  Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus Pada tahun 2081, semua orang akhirnya dinyatakan setara. Tidak hanya setara di hadapan Tuhan dan hukum negara. Mereka setara dalam semua hal. Tidak ada orang yang lebih pintar dari yang lain. Tidak ada orang yang lebih tampan atau cantik dari yang lain. Tidak ada orang yang lebih tangguh atau cepat dari yang lain. Semua kesetaraan ini tercipta berkat Amandemen Nomor 211, 212, dan 213 dalam Konstitusi Negara, serta ketekunan agen-agen Jendral Kesetaraan Amerika Serikat untuk terus melakukan perlawanan. Namun masih ada saja beberapa hal tentang kehidupan yang kerap terkesan janggal. Contohnya bulan April; bulan tersebut masih membuat orang kesal karena musim semi tak kunjung datang. Dan di bulan yang basah itu, orang-orang J-K mengambil putra George dan Hazel Bergeron yang berusia 14 tahun dan bernama Harrison. Sungguh tragis memang, tapi George dan Hazel tidak bisa berpikir terlalu banyak soal

Petunjuk Menjadi Penulis - Lorrie Moore

Petunjuk Menjadi Penulis Lorrie Moore  Penerjemah: Dinten - Ngulikata Pertama-tama, cobalah untuk menjadi sesuatu, apapun itu, yang lainnya. Bintang film/astronot. Bintang film/misioner. Bintang film/guru TK. Penguasa dunia. Gagallah segagal-gagalnya. Lebih bagus lagi kalau kau gagal pada usia sedini mungkin—katakanlah, empat belas tahun. Sedini mungkin, dibutuhkan kekecewaan yang hebat supaya pada usia lima belas tahun kau dapat menulis rangkaian panjang haiku mengenai hasrat yang kandas. Ibarat kolam, pohon sakura yang mekar, embusan angin menerpa sayap pipit yang meninggalkan gunung. Hitung ada berapa suku kata. Tunjukkan pada ibumu. Dia tegar dan andal. Putranya di Vietnam dan suaminya kemungkinan punya hubungan gelap. Dia percaya warna cokelat dapat menyembunyikan noda. Dia akan melihat tulisanmu sepintas, lalu kembali padamu dengan tatapan sekosong lubang donat. Dia akan berkata: “Bagaimana kalau kau mengosongkan bak cuci piring?” Palingkan muka. Masukkan garpu ke

Satu Jam Saja - Kate Chopin

Satu Jam Saja Kate Chopin  Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus Mengingat penyakit jantung yang diderita Mrs. Mallard, berita tentang kematian suaminya pun harus ditangani dengan sangat hati-hati. Kakaknya, Josephine, dibebani oleh tugas berat untuk menyampaikan berita duka tersebut. Dengan kalimat terbata, Josephine justru menyampaikan berita itu setengah-setengah. Richards, teman baik keluarga Mallard, juga ada di sana, di samping Mrs. Mallard. Ketika berita tentang kecelakaan kereta itu tiba di kantor surat kabar tempatnya bekerja, Richards kebetulan ada di sana. Ia mendengar sendiri nama Brently Mallard disebutkan sebagai salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan naas itu. Untuk meyakinkan diri terhadap kebenaran berita tersebut, Richard menunggu kedatangan telegram kedua. Ia tidak tega membayangkan berita itu jatuh ke tangan orang yang salah, yang kurang mengenal keluarga Mallard. Mendengar berita kematian suaminya, Mrs. Mallard tidak bereaksi seperti wanita

Cara Berbicara pada Ibu - Lorrie Moore

Cara Berbicara pada Ibu Lorrie Moore  Penerjemah: Dinten - Ngulikata 1982. Bertahun-tahun sudah sejak kepergiannya. Gumamkan, “Apa?” “Hah?” “Diamlah”, di dekat kulkas yang tengah dimatikan. Benda itu berkeriat-keriut seakan tengah kesakitan, mengerang, sampai bongkahan es terakhir runtuh dari langit-langit freezer , seakan takluk. Bermimpilah, dan di dalam mimpimu itu bermunculan bayi-bayi yang tingkahnya seperti anjing dachshund , segembul balon udara pada perayaan Thanksgiving, melayang-layang di dekat puncak pohon. Operasi penanaman jantung buatan permanen dari poliuretan dilakukan untuk pertama kalinya. Penghuni lantai atas tengah memainkan rekaman lagu “You’ll Never Walk Alone”. Sekarang “Oklahoma!” yang diputar. Mestilah mereka memiliki albumnya Rodgers dan Hammerstein [1]. 1981. Di kendaraan umum, para ibu dengan malaikat kecil mereka yang lembut dan gembil menatapmu. Wajah mereka menyorotkan rasa iba yang bertubi-tubi. Malaikat-malaikat kecil berbaju kor