Cara Berbicara pada Ibu - Lorrie Moore

Cara Berbicara pada Ibu

Lorrie Moore 
Penerjemah: Dinten - Ngulikata


1982. Bertahun-tahun sudah sejak kepergiannya. Gumamkan, “Apa?” “Hah?” “Diamlah”, di dekat kulkas yang tengah dimatikan. Benda itu berkeriat-keriut seakan tengah kesakitan, mengerang, sampai bongkahan es terakhir runtuh dari langit-langit freezer , seakan takluk.

Bermimpilah, dan di dalam mimpimu itu bermunculan bayi-bayi yang tingkahnya seperti anjing dachshund , segembul balon udara pada perayaan Thanksgiving, melayang-layang di dekat puncak pohon.

Operasi penanaman jantung buatan permanen dari poliuretan dilakukan untuk pertama kalinya.

Penghuni lantai atas tengah memainkan rekaman lagu “You’ll Never Walk Alone”. Sekarang “Oklahoma!” yang diputar. Mestilah mereka memiliki albumnya Rodgers dan Hammerstein [1].

1981. Di kendaraan umum, para ibu dengan malaikat kecil mereka yang lembut dan gembil menatapmu. Wajah mereka menyorotkan rasa iba yang bertubi-tubi. Malaikat-malaikat kecil berbaju korduroi itu tampak mungil dan anteng. Ada juga yang tak henti-hentinya merepetkan warna bangku bis: “Biru-biru-biru, merah-merah-merah, kuning-kuning-kuning.” Para ibu melihatmu mengamati anak mereka. Mereka tersenyum simpatik. Mereka yakin kau iri pada mereka. Mereka yakin kau tidak memiliki anak. Mereka yakin mereka tahu sebabnya. Berpalinglah lekas, pada pemandangan di balik noda yang melapisi jendela bis.

1980 . Benda-benda yang berkeletak, berbenturan, dan berdesis di dapur menjadi sebagian dari suara-suara yang mengendalikan hidupmu. Denting peralatan makan di dalam rak, bertindihan bagai tulang-belulang di kuburan massal. Kau mulai mengarang perumpamaan yang muram, dan payah.

Reagan terpilih menjadi presiden, padahal kau membagi-bagikan donat dan brosur pada orang-orang agar mereka memilih Carter.


Komentar