Setelah Suara Tembakan - Lee Ji Myung

Setelah Suara Tembakan

Lee Ji Myung
Penerjemah: Arif Abdurahman - Arip Blog


Awan hitam berarak rendah dan gundah-gulana menghiasi langit, melimbang di atas aliran merayap sungai. Seperti biasa, Sungai Aprok bergema mengaliri jurang yang dalam. Air naik setelah badai datang tiba-tiba, dan tampak melimpah di bawah bulan yang berkilau.

Sebuah tembakan keras terdengar tidak jauh.

Saat suara tadi, seekor burung malam yang tengah tertidur di batang pohon willow mengepakkan sayapnya dan terbang, dengan terkaget, ke langit. Pada saat yang sama, seorang pemuda berpakaian hitam muncul di tepi sungai, terengah-engah.

Dia bersembunyi di balik batu, menahan napas, memandang cemas ke bawah sungai. Sekarang dia hati-hati melangkah keluar dan menuju ke dalam air. Saat ia melihat ke kedalaman sungai, matanya penuh ketakutan.

Dia terhenti selama satu detik. Bayangan-bayangan gelap bergerak maju di pegunungan yang barusan ia lalui, bergegas ke arahnya. Sorotan senter mengenai punggungnya dan sebuah suara nyaring berteriak, “Jangan bergerak!” Pada saat itu, keraguannya menghilang dan dia menceburkan diri ke air dan lenyap.

Bayangan-bayangan gelap tadi mengarahkan senternya ke dalam air yang mengalir tapi tidak bisa melihat lelaki tadi.

“Sial!” Pria berperut buncit, yang tampaknya bertanggung jawab, bersumpah keras dan menembakkan pistolnya ke udara. Bang! Tetapi gema itu ditelan oleh arus keras dari sungai.

Dikejutkan oleh keributan di sisi lain sungai, dua penjaga perbatasan yang sedang bertugas saling memandang seolah-olah mereka baru saja melihat sesuatu yang gila.

“Apa yang salah dengan bajingan itu malam ini?”

“Yah, dia menembak pistol, jadi dia jelas bukan penjaga perbatasan.”

“Kau mungkin benar,” kata yang paling tinggi. “Berani-beraninya bajingan itu menembak! Haruskah kita balas menembak?” Seolah-olah hendak menembak, pria tinggi mengangkat senapannya.

“Hei, kau gila? Kau tidak bisa menembak di perbatasan.”

“Nah, bajingan itu melakukannya, jadi mengapa kita tidak bisa?”

“Ke mana kau akan menembak? Ke dalam air? Ke udara? Pikirkan kembali.”


Komentar