Vanvild Kava - Isaac Bashevis Singer
ANDAI Penghargaan Nobel ada untuk orang-orang yang minim menulis, Vanvild Kava akan mendapatkannya. Sepanjang hidupnya dia sudah menerbitkan satu brosur tipis dan sejumlah kecil artikel. Separuh bagian brosurnya berisi nama-nama penulis dan judul-judul buku. Sama halnya dengan keanggotaannya pada Klub Penulis Yiddi di Warsawa dan bahkan menjadi bagian klub P.E.N.
Ketika aku mendapatkan kartu tamu Klub Penulis, Kava sudah jadi bagiannya selama bertahun-tahun. Dia dikenal sebagai sosok yang aneh dan kritikus paling parah. Dia menyatakan kalau seniman klasik Yiddi seperti Sholom Aleichem dan Peretz sebagai bakat setengah jadi, dan Mendele Mocher Sforim sebagai tak berbakat sama sekali. Sholem Asch disebutnya sebagai anak muda menjajikan yang tak mampu memenuhi janjinya. Kakakku, I. J. Singer, dan temanku Aaron Zeitlin dianggapnya bahkan belum pantas disebut pemula. Bagai guru sekolah, Kava gemar menilai pencapaian-pencapaian dengan angka, dan dia memberi keduanya nilai tujuh. Aku tak bisa tawar-menawar soal kakakku padanya, tapi kukatakan padanya bahwa Zeitlin hampir mendekati maestro dalam bayanganku. Aku bandingkan dia dengan penulis seperti Edgar Allan Poe, Lermontov, dan Slowacki. Tapi bahkan pandangan Kava pada maestro-maestro tersebut tak terlalu tinggi juga. Dia selalu menemukan cacat pada semua orang. Kava bersikeras bahwa peradaban dan kebudayaan baru berumur lima ribu tahunan, kesuastraan masih berada di gerbang pengembangan, kenyataannya masih pada usia balita. Barangkali butuh lima ribu tahunan lagi agar sosok genius sastra sejati muncul. Kukatakan kalau setiap seniman harus memulai dari awal; tak seperti sains, seni tidak bertopang pada informasi dan kualitas orang lain. Tapi Kava membalas, “Seni punya mutasi dan seleksinya sendiri, pertumbuhan biologisnya sendiri.”
Agaknya sulit dipercaya seorang kritikus gila bisa ada di Klub Penulis Yiddi Warsawa. Setiap Jumat di kolom buku koran Yiddi, para pengulas memunculkan setidaknya setengah lusin bakat-bakat baru. Mereka begitu lunak sebagaimana Kava begitu ketat. Setelah dia sudi memberikan .003 sebagai nilaiku (pujian yang cukup mewah untuk penulis yang baru mau mekar seperti diriku), kami bicara banyak tentang kesusastraan. Kava memaparkan kalau War and Peace-nya Tolstoy boleh jadi kaya dan akurat dalam penjabaran dan dialog, tapi miskin dari segi konstruksi. Dostoevsky punya visi yang lebih besar daripada Tolstoy, tapi hanya mampu menghasilkan satu karya ulung—Crime and Punishment. Keunggulan Shakespeare ada pada kepuitisannya—soneta-sonetanya tak sebagus segelintir puisi yang ada di dramanya. Kava mengakui, untuk seorang primitif, Homer terbilang mampu dibaca. Dia menyebut Heine sebagai seorang penulis jingel. Di brosurnya dia mendaftar semua karya ilmiah dan sastra yang sepatutnya diterjemahkan ke Bahasa Yiddi agar keberadaannya bisa lebih dari sekedar dialek.
Penganut Yiddishist menyerangnya sebagai musuh bebuyutan, tapi penerjemah-penerjemah profesional memujinya. Beberapa sastrawan merasa Kava seharusnya ditendang keluar dari Klub Penulis Yiddi dan beberapa yang lain membelanya, berkata kalau dia terlalu konyol untuk diseriusi.
Takdir dan Kava sendiri telah sukses membuat dirinya tampak seperti badut. Dia kecil, kurus, dengan mulut bengkok, dan pipih pada sudutnya. Para pelawak di Klub Penulis pandai menirunya, pernyataan meremehkannya yang ekstrim, kebiasaannya menggunakan istilah-istilah ilmiah, dan gaya bicaranya yang bertele-tele. Bagi Kava, Freud sekedar seorang antusias dan Nietzche masih seorang calon-filsuf. Para jenakawan sastra memberinya satu julukan—Diogenes.
Kava hidup dari recehan. Satu-satunya pemasukannya datang dari kerjanya sebagai pengoreksi cadangan pers Yiddi ketika mereka berlibur pada musim panas. Bagaimanapun, para penyusun huruf mengabaikan koreksi-koreksinya, sebab dia punya konsep tata bahasa dan sintaksis sendiri. Dia membawa semua ensiklopedia, leksikon dan beragam kamus ke ruang penyusun. Para editor berkata andaikata koreksi-koreksi Kava sebaiknya ditindaklanjuti, suratkabar harian cuma bisa muncul sekali tiga bulan.
Komentar
Posting Komentar