Buku Tanpa Aksara - Ben Loory
Wanita itu kembali dari toko buku menenteng setumpuk buku. Ia membacanya dengan kecepatan tinggi, satu per satu, selama tiga minggu. Namun begitu ia membuka buku terakhir dari tumpukan buku yang dibelinya, wanita itu mengerutkan dahi.
Semua halaman dalam buku itu kosong.
Setiap halaman. Bersih.
*
Wanita itu kemudian membawa buku kosong tersebut kembali ke toko buku, tapi manajer toko menolak ketika wanita itu berusaha mengembalikannya.
Si manajer beralasan bahwa di halaman kaver buku sudah tertera tulisan, Buku ini tidak berisi tulisan dan tidak bisa dikembalikan.
Wanita itu mengamuk. Dia menjelaskan bahwa apabila dia tahu buku itu kosong, dia takkan membelinya. Namun si manajer tetap kukuh pada pendapatnya.
Wanita itu segera beranjak pergi dari toko buku sambil mendesah kesal.
Dilemparnya buku tersebut ke dalam tong sampah.
*
Beberapa hari kemudian, wanita itu melihat seorang pria tengah membaca buku yang sama di dalam gerbong kereta bawah tanah. Wanita itu kontan mencak-mencak; berteriak kesal hingga didengar semua penumpang kereta—
Buku itu kosong, bagaimana kau bisa membacanya! seru wanita itu.
Tapi pria yang sedang membaca buku itu justru membela bacaannya.
Kan bisa pura-pura, ujar pria itu. Tidak ada hukum yang melarang orang untuk berpura-pura.
Kurasa kalau diletakkan di bawah lampu khusus, ada kata-kata yang akan tampak di halaman buku itu, ujar seorang wanita yang duduk tidak jauh dari mereka.
Wanita tadi juga memegang satu eksemplar buku yang sama.
Bodoh! teriak wanita itu. Bagaimana kalian bisa sebodoh itu? Kalian sudah gila semua!
*
Di stasiun perhentian kereta, seorang polisi dipanggil untuk melerai persiteruan tentang buku tanpa tulisan itu.
Seorang kru televisi juga tiba di lokasi kejadian.
Wanita itu diwawancara. Sosoknya muncul di semua segmen berita kota.
Komentar
Posting Komentar