Cinta Terpendam - Manuel Payno

Cinta Terpendam

Manuel Payno 
Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus


Sudah lama Alfredo tidak mengunjungiku; lalu tiba-tiba saja, entah dari mana, dia muncul di kamarku. Wajahnya yang pucat; rambut panjangnya yang tergerai menutupi pipinya yang tirus; matanya yang memancarkan kesedihan; serta tanda-tanda penyakit serius yang tersebar di sekujur tubuhnya membuatku sangat waswas. Aku sampai tidak tega menanyakan apa penyakit yang dideritanya; ataupun sebab penyakitnya.

“Aku berada dalam kondisi ini gara-gara hal konyol, gara-gara pemikiran yang dipenuhi oleh impian,” kata Alfredo. “Kalau mau disingkat, penyebabnya hanya satu: cinta terpendam.”

“Apa mungkin?”

“Akan kuceritakan,” lanjut Alfredo. “Aku takkan menyebutkan secara spesifik siapa-siapa saja yang terlibat dalam cerita ini, namun kurasa kau pasti bisa mengerti isi ceritanya. Cerita semacam ini selalu meninggalkan kesan mendalam pada diri seseorang. Goresan luka yang bahkan tak bisa dihapus oleh waktu.”

Nada bicara Alfredo sarat akan rasa simpati. Ia bercerita dengan khusyuk, meski aku merasakan ada sedikit teror di dalam balutan kata-kata yang terlontar. Anehnya, aku jadi ikut tersentuh; dan aku segera memintanya untuk menceritakan kisah cinta terpendam itu. Alfredo pun melanjutkan:

“Kau pernah bertemu dengan Carolina?”

“Carolina! … Wanita muda dengan wajah ceria, pinggang mungil dan kaki kecil?”

“Benar, itu dia.”

“Ya, aku pernah melihatnya. Aku sangat terkesan olehnya … tapi … “


Komentar