Perang Suci Psikis - Fernando Sorrentino
Cara yang tepat untuk mengungkap sisi-sisi yang belum diketahui dari manusia dapat dicapai dengan menempatkan subjek dalam situasi yang sama sekali baru dan mengamati reaksinya. Contohnya: apabila saya melakukan panggilan lewat telepon dan mendengar suara di ujung sambungan mengatakan “Halo”, maka percobaan menjadi kurang bernilai ilmiah atau berbobot dikarenakan subjek tidak menunjukkan reaksi lebih dari sikap yang biasanya dalam menanggapi situasi yang juga biasanya. Oleh karena itu, hal tersebut tidak memberi saya kesempatan untuk menyelidiki aspek-aspek tersembunyi dalam kepribadiannya.
Bagaimana saya dapat menelaah, misalnya saja, penjaga toko tertentu—dengan keramahtamahan dan senyuman sementara saya berbelanja—tidak sanggup menahan saya menyangkut perkara recehan? Maka yang terbaik adalah mendorong timbulnya reaksi yang tidak terduga. Hal ini dapat bersifat instruktif.
Saya dapat mengemukakan beberapa contoh.
1. Saya membayar sepotong kecil roti dengan pecahan uang kertas terbesar yang beredar dan dengan tegas menolak menerima kembaliannya. Dengan penuh perhatian, saya mengamati ketamakan penjual roti tersebut, hasratnya untuk mengambil keuntungan dari kesintingan saya sebagaimana disangkanya. Saya pergi. Setelah lima menit saya memasuki toko sekali lagi, kali ini ditemani seorang petugas polisi, dan menuduh penjual roti tersebut telah menolak menyerahkan kembalian saya. Saya mengamati kegusarannya akan perilaku tidak jujur saya, kekecewaannya karena kertas pembungkusnya telah dirobek. Dengan takut dan bingung, ia menggagapkan alasan-alasan yang sulit dimengerti di bawah tatapan curiga petugas polisi, yang tidak memercayai adanya orang yang menolak menerima kembalian sebesar itu. Dengan merendahkan hati, ia menyerahkan sejumlah yang diperlukan dan dengan bermurah hati, saya menyatakan bahwa saya menghendaki agar kejadian yang tidak menyenangkan ini dianggap sudah selesai saja. Petugas tersebut, tampaknya sedikit kecewa, mengatakan “Terserah Anda saja.” Saya memerhatikan kelegaan yang sangat besar di wajah penjual roti tersebut.*
Komentar
Posting Komentar