"13" - Zakaria Tamer

"13"

Zakaria Tamer 
Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus


Othman al-Maddan dan Bakri al-Ghabshi adalah sepasang sahabat yang tinggal satu lingkungan. Keduanya juga merupakan pemilik toko kelontong yang sama. Sejak kecil, mereka tak pernah berselisih paham tentang apapun. Namun istri Othman, Naila, dan istri Bakri, Ferial, selalu berselisih paham sejak pertama bertemu di tempat pemandian, ketika Ferial menangkap lirikan Naila yang mencemooh payudaranya karena tak lagi kencang. Naila menyarankan kepada Ferial untuk mengencangkan payudaranya lewat operasi plastik, bahkan meyakinkannya bahwa semua wanita melakukannya secara diam-diam. Lama-lama, Ferial mengetahui bahwa Naila sudah mengumbar gosip perihal payudaranya yang tak lagi kencang kepada semua orang, baik tua maupun muda, sambil mengumpamakan payudara Ferial laksana sepasang kaus kaki kosong. Sekarang ada kebencian yang tak bisa dibendung di antara kedua wanita itu, dan mereka telah mencanangkan permusuhan abadi dengan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan lawan. Maka masing-masing dari kedua wanita itu pun mulai mengumbar gosip untuk menjatuhkan reputasi satu sama lain.

Suatu malam, Ferial berkata kepada Bakri, “Hari ini, istri dari rekan kerjamu yang sangat kau agungkan itu datang menemuiku dan menuduhku menikahi seorang laki-laki yang tak lagi jantan, sementara dia menikahi laki-laki yang bisa bercinta tiga kali semalam.”

Bakri menyahut, terkejut, “Apa! Tiga kali?”

Ferial tertawa penuh dendam dan berkata, “Dan empat kali setiap Kamis malam.”

Lalu wanita itu terdiam sesaat, memperhatikan kerut-kerut yang terlihat di dahi suaminya dan berkatan, “Kau tahu apa yang dia sarankan padaku? Menceraikanmu. Dia bilang suaminya yang menyarankan bahwa wanita manapun dalam posisiku punya hak untuk berselingkuh dan menceraikan sang suami.”

Wajah Bakri sekonyong-konyong berubah gelap, dan sejak saat itu ia merasakan kebencian mendalam terhadap Othman. Keesokan harinya, mereka mulai berselisih paham dan pertengkaran itu terus memuncak hingga mereka memutuskan untuk menjual toko kelontong yang telah mereka kelola bersama selama bertahun-tahun. Mereka membagi keuntungan penjualan dan setuju untuk putus hubungan. Namun Bakri belum puas dan masih ingin membalas dendam terhadap mantan rekan kerjanya itu. Maka ia mengumbar gosip buruk tentang Othman, keluarganya, orantuanya, bahkan sampai kakek-neneknya. Ketika Othman mendengar tudingan-tudingan tersebut, ia berkata dengan nada sendu, “Tiada kuasa yang lebih hebat dari kuasa Tuhan.”


Komentar