Apa yang Kita Bicarakan Ketika Kita Membicarakan Cinta - Raymond Carver

Apa yang Kita Bicarakan Ketika Kita Membicarakan Cinta

Raymond Carver
Penerjemah: Arif Abdurahman - Arip Blog


Temanku Mel McGinnis sedang bicara. Mel McGinnis adalah seorang kardiolog, dan seringnya itu yang membuat dia punya hak bicara.

Kami berempat sedang duduk melingkar di meja dapurnya minum gin. Sinar matahari menaungi dapur dari jendela lebar di belakang bak cuci. Di sana ada Mel dan aku dan istri keduanya, Teresa—Terri, kami memanggilnya—dan istriku, Laura. Kami tinggal di Albuquerque. Tapi kami semua berasal dari tempat berbeda.

Ada seember es di atas meja. Gin dan air tonik terus digilir, dan entah bagaimana kita sampai pada bahasan tentang cinta. Mel berpikir bahwa cinta sejati tak lain tak bukan adalah cinta spiritual. Dia bilang dia sudah menghabiskan lima tahun di sebuah seminari sebelum berhenti untuk pindah ke sekolah kedokteran. Dia bilang dia masih teringat pada tahun-tahun di seminari sebagai tahun terpenting dalam hidupnya.

Terri menceritakan kalau pria yang pernah tinggal bersama sebelum dia tinggal dengan Mel mencintainya sampai-sampai dia mencoba membunuh Terri. Lalu Terri berkata, “Dia memukulku suatu malam. Dia menyeretku ke ruang tengah di pergelangan kakiku. Dia terus bilang, ‘aku cinta kamu, aku cinta kamu, dasar jalang.’ Dia terus menyeretku mengelilingi ruang tengah. Kepalaku terus membentur barang-barang.” Terri melihat sekeliling meja. “Apa yang dapat kau lakukan dengan cinta semacam itu?”

Terri adalah seorang wanita tirus dengan wajah cantik, mata gelap, dan rambut coklat yang tergerai ke bawah punggungnya. Dia suka kalung terbuat dari pirus, dan anting-anting berliontin panjang.

“Oh Tuhan, jangan tolol. Itu bukan cinta, dan kau tahu itu,” ucap Mel. “Aku tak tahu kau sebut apa itu, tapi aku yakin kau tak bakal sebut itu cinta.”

“Katakan apa yang kau ingin, tapi aku tahu itu cinta,” kata Terri. “Itu terdengar gila bagimu, tapi itu sangat nyata. Tiap orang berbeda, Mel. Memang, kadang-kadang ia berlaku sinting. Oke. Tapi dia mencintaiku. Dengan caranya sendiri, tapi ia mencintaiku. Ada cinta di sana, Mel. Jangan bilang itu bukan cinta.”


Komentar