Hari Ini Akan Jadi Hari yang Tenang - Amy Hempel

Hari Ini Akan Jadi Hari yang Tenang

Amy Hempel 
Penerjemah: Dinten - Ngulikata


“Mestinya ada jalan lain di sekitar sini,” si anak lelaki berkata. “Kalau tahu-tahu ada gempa, jembatan nya bakal runtuh. Tinggal jalan di ujung-ujung saja yang tersisa.”

Ia melirik kakaknya dengan puas.

“Kamu menakut-nakuti kakakmu saja,” kata si ayah. “Itu tidak benar.”

“Tidak, sungguh,” anak lelaki itu memaksa, “aku dengar burung-burung waktu tengah malam. Bukannya itu peringatan?”

Si anak perempuan melempar pandangan beracun pada adiknya, lalu meraup setangkup Raisinets. Ketiganya terkurung kemacetan di Jembatan Golden Gate.

Pagi itu, sebelum membangunkan anak-anaknya, si ayah membatalkan les musik mereka. Ia memutuskan untuk melewatkan seharian itu bersama-sama. Ia ingin tahu bagaimana anak-anaknya, itu saja. Hanya—bagaimana sih mereka. Ia pikir anak-anaknya sama mandiri dengan anjing-anjing yang dapat membawa tali kekangnya sendiri. Tapi bisa saja salah.

Bisa saja kan.

Anak lelakinya punya teman yang loncat dari salah satu tingkat di Langley Porter [1] . Si teman sudah di sana dua minggu, seringnya bermain Ping-Pong. Temannya itu bilang—ketika si anak lelaki berkunjung dan kalah main terus dengannya—jangan pernah main Ping-Pong dengan pasien sakit jiwa karena begitulah yang terjadi, kami akan menghabisimu. Malam itu juga si teman memotong sabuk merah yang dikenakannya jadi dua, dan meninggalkan salah satu potongan di kasur. Kejadian itu berlangsung tahun lalu ketika si anak lelaki berusia duabelas tahun.

Kau kira dirimu aman, pikir si ayah, tapi masalahnya tidak terlihat olehmu karena kau menutup mata.


Komentar