Kodok Super Melindungi Tokyo - Haruki Murakami

Kodok Super Melindungi Tokyo

Haruki Murakami
Penerjemah: Arif Abdurahman - Arip Blog


Katagiri mendapati seekor katak raksasa menunggu dia di apartemennya. Katak yang kekar, berdiri setinggi lebih dari enam kaki dengan tumpuan kaki belakangnya. Hanya seorang laki-laki kecil kurus tidak lebih dari satu setengah meter, Katagiri tentu kalah telak oleh tubuh raksasa sang katak.

“Panggil saya ‘Bangkong,'” kata katak dengan suara berat yang jelas.

Katagiri berdiri terpaku di ambang pintu, tidak mampu berbicara.

“Jangan takut, saya di sini tidak untuk menyakiti Anda. Mari masuk dan tutup pintunya. Silahkan.”

Tas koper di tangan kanannya, tas belanja dengan sayuran segar dan salmon kalengan tergantung di lengan kirinya, Katagiri tidak berani bergerak.

“Silahkan, Tuan Katagiri, cepat dan tutup pintu, dan lepas sepatu Anda.”

Mendengar namanya disebut membuat Katagiri mengubah sikap. Dia menutup pintu seperti yang diperintahkan, mengatur tas belanja di undakan lantai kayu, menyematkan tas koper di bawah satu lengan, dan melepas sepatunya. Bangkong mengisyaratkannya untuk duduk di meja dapur, yang selanjutnya ia lakukan.

“Saya harus minta maaf, Tuan Katagiri, karena telah menerobos masuk saat Anda berada di luar,” kata Bangkong. “Saya tahu ini akan mengejutkan Anda saat mendapati saya di sini. Tapi saya tidak punya pilihan. Bagaimana kalau bikin secangkir teh dulu? Saya pikir Anda akan pulang segera, jadi saya sudah rebus air.”

Katagiri masih menggencet tasnya di lengannya. Seseorang sedang menjahiliku, pikirnya. Seseorang memakai kostum katak besar ini hanya untuk membuat lelucon denganku. Tapi ia tahu, saat ia melihat Bangkong menuangkan air mendidih ke dalam teko, sambil bersenandung, bahwa ini betul-betul anggota badan dan gerakan seekor katak yang nyata. Bangkong menaruh secangkir teh hijau di depan Katagiri, dan menuangkan satu lagi untuk dirinya sendiri.

Menyesap tehnya, Bangkong bertanya, “Sudah mendingan?”


Komentar