Lemu - Raymond Carver

Lemu

Raymond Carver 
Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus


Aku tengah duduk-duduk di rumah temanku, Rita, sambil minum kopi dan merokok ketika cerita itu mengalir keluar dari mulutku.

Kira-kira begini ceritanya.

Suatu sore di hari Rabu, Herb, penerima tamu di kedai makan tempatku bekerja, menggiring seorang pelanggan laki-laki bertubuh tambun ke meja yang kulayani.

Pelanggan itu sangat tambun, bahkan mungkin orang tergendut yang pernah kulihat, meski penampilannya necis dengan pakaian rapi. Tapi segala hal tentang pelanggan itu cenderung berukuran besar; dan yang paling kuingat adalah jemarinya yang buntat. Saat aku sedang melayani pelanggan lain di meja dekat laki-laki itu, hal pertama yang kuperhatikan adalah jemarinya. Satu jari pelanggan gendut itu sama besar dengan tiga jari orang biasa. Sulit rasanya melupakan rangkaian jemari yang begitu panjang, tebal dan penuh lemak.

Aku melayani empat meja di kedai makan tersebut: hari itu, semuanya penuh. Meja pertama ditempati oleh si laki-laki tambun; lalu ada meja lain yang ditempati oleh empat pelanggan, semuanya pebisnis, dan mereka sangat rewel; ada pula meja lain lagi yang ditempati oleh tiga orang laki-laki dan seorang wanita; dan meja yang terakhir ditempati oleh sepasang suami-istri di usia senja. Leander, teman kerjaku, telah menuangkan air putih ke dalam gelas si gendut, dan aku juga memberikan waktu yang cukup bagi laki-laki itu untuk menentukan pilihan menu yang ingin dipesan sebelum aku menghampiri mejanya.

Selamat malam, ujarku. Anda sudah siap memesan?

Rita, laki-laki itu gendut sekali.

Selamat malam, jawabnya. Halo. Ya, katanya. Sepertinya kami sudah siap untuk memesan makanan sekarang.

Caranya berbicara sungguh aneh—aku sulit menggambarkannya. Dan sesekali dia bicara dengan napas tersengal.


Komentar