Mabel - W. Somerset Maugham

Mabel

W. Somerset Maugham 
Penerjemah: Dinten - Ngulikata


Waktu itu aku sedang berada di Pagan, Burma. Dari sana aku naik kapal uap menuju Mandalay. Namun dua hari sebelum aku sampai di tujuan, sewaktu kapal sedang berlabuh semalam di sebuah perkampungan tepi sungai, aku terpikir untuk berjalan-jalan di daratan. Kapten kapal memberitahuku bahwa ada sebuah klub kecil yang menyenangkan. Aku bisa pergi ke sana dan menyamankan diri. Tempat itu biasa didatangi orang-orang asing dari kapal. Pengelolanya pun amat ramah. Mungkin aku bisa main kartu di sana. Karena tidak tahu mau melakukan apa, aku pun naik ke salah satu kereta yang menanti di area pelabuhan, dan diantarkan ke klub tersebut.

Ada seorang pria sedang duduk-duduk di sana sewaktu aku masuk. Ia menyambutku dan bertanya aku mau minuman apa. Ia tidak memikirkan kemungkinan aku tidak mau minum apapun sama sekali. Aku memilih minuman campuran dan duduk. Pria itu berbadan jangkung dan ramping. Kulitnya cokelat terbakar oleh matahari. Aku tidak tahu namanya. Namun setelah mengobrol sebentar, pria lain muncul dan memberitahuku kalau dirinya pengelola klub tersebut, dan menyebut teman baruku itu George.

“Sudah ada kabar belum dari istrimu?” George ditanya.

Mata George berbinar.

“Ya, aku dapat surat dari pos. Dia sedang bersenang-senang.”

“Apa dia bilang padamu supaya jangan cemas?”

George tertawa kecil, namun salahkah aku kalau merasa suaranya itu terdengar getir?

“Sebenarnya iya. Tapi ngomong memang gampang. Aku tahu dia ingin liburan. Aku senang dia akan pergi berlibur. Tapi aku yang susah.” Ia berpaling padaku. “Mengerti, kan, ini pertama kalinya aku berpisah dari istriku. Tanpa dia, aku seperti anjing hilang.”

“Sudah berapa lama kalian menikah?”


Komentar