Malam Sebelum Kiamat - Ray Bradbury

Malam Sebelum Kiamat

Ray Bradbury 
Penerjemah: Maggie Tiojakin - Fiksilotus


“Apa yang akan kau lakukan bila kau tahu malam ini adalah malam terakhir di dunia?”

“Kau benar-benar ingin menanyakan hal itu padaku?”

“Tentu saja.”

“Entahlah—aku tidak pernah memikirkannya.” Wanita itu memutar pegangan teko ke arah suaminya dan meletakkan dua cangkir di atas piring tatakan.

Sang suami menuangkan kopi ke dalam cangkir porselen. Di belakang mereka, dua bocah perempuan tengah bermain dengan balok pasang-pasangan di atas hamparan karpet di ruang keluarga. Cahaya lampu menerangi ruangan tempat mereka berada. Udara malam kini bercampur dengan aroma kopi yang begitu familiar.

“Sebaiknya kau mulai memikirkan jawabannya,” kata sang suami.

“Kau serius?” tanya sang istri.

Pria itu mengangguk.

“Perang?”

Pria itu menggeleng.

“Apakah akan ada bom atom atau hidrogen?”

“Tidak.”

“Perang biokimia?”

“Tidak kesemuanya,” ujar sang suami seraya mengaduk kopinya pelan-pelan dan menatap jauh ke dalam racikan minuman berwarna gelap itu. “Anggap saja akan ada…penutupan buku.”

“Aku tidak mengerti.”

“Aku pun tidak mengerti,” sahut sang suami menanggapi. “Aku hanya merasakannya; dan terkadang perasaan itu membuatku takut, sementara di saat lain aku tidak merasakan takut sama sekali—justru aku merasa damai.”

Pria itu menoleh ke belakang untuk memandangi kedua bocah perempuan yang masih asyik bermain, rambut mereka yang memanjang sampai melewati pundak dan berwarna pirang tampak berkilauan di bawah cahaya lampu neon.

Kemudian ia merendahkan suaranya.

“Aku belum sempat cerita padamu,” bisik sang suami. “Pertanda itu pertama kali mendatangiku sekitar empat hari yang lalu.” “Pertanda?”


Komentar